Menyapih anak adalah momen yang cukup membuat perasaan Bunda terasa bercampur aduk. Hal ini dikarenakan fase menyapih anak jadi tanda kalau si Kecil mengalami perkembangan yang terus berproses dan hal ini tentu jadi pencapaian sendiri bagi Bunda dan si Kecil. Tapi jadi cukup mengharukan karena masa-masa menyusui yang sangat intim antara Bunda dan si Kecil juga sudah harus berakhir. Kebiasaan memberikan ASI dalam proses menyusui pelan-pelan harus mulai dihentikan. Menghilangkan kebiasaan ini tentu menjadi hal yang tidak mudah bagi si Kecil dan juga Bunda.
Menyapih merupakan fase lanjutan untuk tumbuh kembang anak setelah melewati tahapan ASI Eksklusif. Tujuannya adalah agar anak bisa mulai mengonsumsi makanan padat. Namun sayangnya, menyapih anak tidak semudah yang diperkirakan sehingga Bunda harus memikirkan cara yang baik agar tidak menimbulkan trauma bagi si Kecil.
Sebelum langsung menyapih, ada baiknya untuk Bunda memperhatikan apakah si Kecil sudah siap atau belum. Tanda-tandanya biasanya terlihat tidak ingin menyusu, anak menjadi mudah teralihkan ketika menyusu, dan durasi menyusu yang singkat. Biasanya akan lebih mudah untuk menyapih jika si Kecil dalam kondisi seperti ini.
Namun tidak semua berlaku seperti itu. Cara lainnya adalah dengan perhitungan berdasarkan umur apakah seorang anak sudah bisa disapih. Menginjak enam bulan setelah rekomendasi ASI Eksklusif telah selesai adalah usia yang memperbolehkan anak untuk disapih. Hal-hal berikut yang harus disiapkan Bunda ketika akan menyapih si Kecil.
Jadi bisa disimpulkan, fase menyapih anak adalah fase yang cukup menantang dan butuh ekstra tenaga juga kesabaran supaya bisa berjalan dengan baik. Banyak Bunda yang merasa tidak tega, sedih, atau bahkan mungkin bingung mau memulai fase menyapih anak ini dari mana. Jika kita coba lihat dari sisi pandangan yang lain, jika sebelumnya menjalin hubungan intim dengan si Kecil dimulai saat memberikan ASI, di saat proses menyapih anak adalah momen bagi Bunda untuk bekerja sama dengan si Kecil supaya bisa melewatinya dengan baik.
Sebelum memulainya, mari kenali dulu yuk tanda jika si Kecil sudah siap untuk menyapih!
Sudah sedikit disampaikan di awal; memang tidak ada acuan yang pasti mengenai kapan si Kecil perlu disapih. Kesiapan menyapih anak tentu beda-beda baik untuk Bunda dan si Kecil. Tapi tanda-tanda berikut mungkin bisa membantu ya!
Menyapih anak bisa dimulai sejak si Kecil berusia 6 bulan, di masa ASI eksklusif selesai. Karena di usia ini si Kecil mulai dikenalkan dengan makanan pendamping ASI. Tapi menyapih anak proses dan waktunya tentu yang menentukan Bunda dan si Kecil. Namun, banyak juga Bunda yang memulai menyapih anak saat si Kecil berusia 2 tahun.
Proses menyapih anak perlu dilakukan perlahan dan bertahap. Ada juga beberapa kondisi yang bisa jadi pertimbangan untuk menunda menyapih anak:
Jangan secara mendadak langsung tidak memberikan ASI kepada anak karena hal tersebut yang akan membuatnya rewel bahkan trauma. Apa lagi hal ini juga termasuk dalam mengubah kebiasaan. Disarankan untuk memberikan waktu yang cukup supaya bisa menyapih anak bisa dilakukan secara bertahap.
Menyapih anak dimulai dengan mengurangi frekuensi dan durasi saat menyusui. Kurangi bertahap; jika biasanya si Kecil menyusu 4 kali dalam sehari, Bunda kurangi menjadi 3 kali dan seterusnya sampai kebiasaan ini bisa ditinggalkan.
Selain itu durasinya juga dikurangi; jika biasanya menyusui bisa sampai 45 menit, kurangi menjadi 30 menit dan seterusnya.
Hal ini bukan hanya untuk kepentingan si Kecil tapi dengan cara ini juga mencegah Bunda mengalami radang payudara jika kebiasaan menyusui dihentikan dengan tiba-tiba.
Memberikan si Kecil botol atau gelas susu merupakan cara supaya mengurasi frekuensi menyusu pada anak, dan membuatnya terbiasa dan menyesuaikan diri untuk menerima perubahan.
Kurangi pemberian ASI dan mulai ajarkan si Kecil untuk meminum susu dengan botol atau gelas. Ini jadi pelajaran juga si Kecil jika usianya semakin bertambah, ia perlu menggunakan gelas untuk minum termasuk minum susu.
Menambah frekuensi dan porsi makan anak bisa jadi cara saat fase menyapih anak. Jika biasanya si Kecil makan 3 kali sehari dengan 2 kali waktu camilan, mungkin bisa ditambah frekuensi waktu makannya. Dengan cara ini akan mencegah rasa lapar pada si Kecil dan mengurangi keinginannya untuk menyusu.
Proses menyapih anak memang butuh kesabaran. Coba alihkan ketika si Kecil mulai butuh kenyamanan atau keinginan untuk menyusu. Jika biasanya mereka perlu menyusu sebelum tidur, bisa mulai diganti dengan ditimang dulu atau diperbolehkan untuk mereka mengisap ibu jarinya. Atau saat di siang hari mereka mulai rewel dan bisa diatasi dengan menyusu, alihkan mereka dengan bermain bersama sehingga mereka lupa dengan kebiasaan menyusu ini.
Jangan lupa berikan mereka afirmasi yang baik jika mereka sudah mulai besar dan tidak butuh menyusu langsung dari Bunda lagi ya!
Jika sudah mulai mengenalkan gelas atau botol susu kepada si Kecil, Bunda bisa memberikan beberapa tetes ASI ke bibir atau lidah si Kecil sebelum melanjutkan minum susu lewat gelas atau botol.
Hal ini supaya memberikan rasa nyaman dan membiasakan mereka untuk memulai minum susu jika biasanya minum ASI.
Menyiapkan asupan tambahan dalam proses menyapih anak merupakan sesuatu yang baik untuk dilakukan. Mulai dari memberikannya semacam cemilan sehat atau yang lainnya. Salah satu yang bisa Bunda lakukan adalah dengan memberikan si Kecil susu pertumbuhan, yaitu Susu Bendera 1Plus. Dengan dilengkapi GIZZICOMPLI dari protein, omega 3, omega 6, minyak ikan, hingga 13 vitamin dan 8 mineral, Susu Bendera sudah terbukti lengkap nutrisinya dan jadi pilihan tepat bagi para Bunda untuk menjaga tumbuh kembang si Kecil.
Bunda bisa coba kenalkan Susu Bendera 1Plus untuk si Kecil dalam proses menyapih ini ya. Harganya cukup terjangkau; 2500 rupiah untuk tiap satu gelasnya. Jaminan nutrisi yang baik dengan harga yang terjangkau bisa membantu proses menyapih Bunda dan si Kecil jadi semakin baik untuk dilewati bersama.
Dapatkan Susu Bendera 1Plus dengan harga spesial, info lebih lengkap klik banner di bawah ini ya, Bun.